Leapfactor Icon Preloader

Sahabat Digitalisasi
Pabrik Anda

Manajemen

3 Hal yang Membuat Hasil Produksi Pabrik Tidak Maksimal

produksi.jpg

    Banyak pelaku usaha mungkin yang kebingungan mengapa hasil yang didapatkan dalam produksi tidak maksimal dan mungkin terbilang lambat hingga kena komplain oleh pelanggan. Bingung kenapa semua itu bisa terjadi? Mari kita bahas bersama-sama!

1.      Sumber Daya Manusia

Faktor ini mungkin sudah menjadi hal klasik di kalangan pengusaha yang memiliki pabrik. Kesalahan dari human eror atau kelalaian pegawai bisa berakibat fatal dalam proses produksi.

2.      Pengelolaan Manajemen Kerja yang Buruk

Faktor pengelolaan bisnis atau manajemen yang buruk menjadi salah satu faktor proses produksi kurang maksimal. Faktor produksi jenis ini menentukan berjalannya proses bisnis secara keseluruhan, khususnya dalam ranah internal. Pembagian kerja dan operasional produksi barang atau jasa membutuhkan faktor produksi jenis ini untuk dapat tertata dan berjalan secara efektif.

Efisiensi tenaga kerja serta bahan baku juga perlu diatur sedemikian rupa dengan faktor produksi jenis ini. Sebabnya, melalui pengelolaan yang tepat maka sebuah proses produksi akan berjalan lebih efisien. Efisiensi kerja dan operasional juga akan memengaruhi kecakapan perusahaan dalam menanggapi permintaan konsumen, sehingga produk yang dihasilkan tidak mengalami hambatan.

3.      Teknologi yang Kurang Memadai

Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi saat ini menjadi hal yang sangat penting untuk menjalani roda usaha. Di dunia pabrikpun juga tidak bisa dipisahkan peran teknologi ini sangat berpengaruh untuk lancarnya produksi. Teknologi yang tinggi akan berpengaruh dengan meningkatnya proses produksi, produksi yang berkualitas, pencatatan yang secara otomatis dalam produksi dan juga penghematan waktu. Dengan teknologi yang memadai akan sangat membantu seluruh pelaku usaha dalam menjalankan pabrik. 

Lalu, bagaimana cara kita meminimalkan hal tersebut untuk perusahaan kita?

Artikel yang mungkin Anda suka
...

Teknologi

IoT dan Quality Management System: Tingkatkan Efisiensi Bisnis Anda

Quality Management System (QMS) adalah serangkaian praktik dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan oleh sebuah organisasi memenuhi standar kualitas tertentu. Dalam era digital saat ini, teknologi Internet of Things (IoT) telah menjadi semakin penting dalam pengembangan QMS, karena memberikan kemampuan untuk memantau dan mengontrol kualitas secara real-time. Pertama-tama, mari kita bahas tentang Quality Management System. QMS adalah pendekatan sistematis untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan oleh sebuah organisasi memenuhi standar kualitas tertentu. QMS melibatkan seluruh organisasi dalam upaya meningkatkan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan, mulai dari manajemen hingga karyawan di lini produksi. QMS berfokus pada mengidentifikasi dan memperbaiki masalah, serta memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Saat ini, teknologi IoT telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan QMS. Dalam konteks QMS, IoT memungkinkan organisasi untuk memantau dan mengontrol kualitas produk secara real-time. Dengan mengumpulkan data secara terus-menerus dari perangkat IoT, organisasi dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang bagaimana produk atau layanan yang dihasilkan sedang bekerja. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kualitas dan memperbaikinya sebelum menjadi masalah yang lebih besar. Contoh sederhana dari penggunaan IoT dalam QMS adalah dengan memasang sensor di mesin produksi. Sensor ini dapat memberikan informasi yang akurat tentang bagaimana mesin tersebut sedang beroperasi dan memberikan indikasi awal jika ada masalah yang mungkin terjadi. Informasi ini dapat dipantau secara real-time dan ditindaklanjuti dengan cepat jika diperlukan. Selain itu, IoT juga memungkinkan organisasi untuk melakukan pengukuran kualitas secara lebih akurat. Sensor IoT dapat mengukur variabel kualitas seperti suhu, kelembaban, dan kecepatan produksi, sehingga memungkinkan organisasi untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang cara meningkatkan kualitas produk atau layanan. Namun, ada juga beberapa tantangan yang terkait dengan penggunaan IoT dalam QMS. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa data yang dikumpulkan aman dan terlindungi. Ada risiko keamanan yang terkait dengan pengumpulan data secara terus-menerus, dan organisasi harus memastikan bahwa sistem mereka aman dan dilindungi dari ancaman keamanan. Dalam rangka memastikan keberhasilan penggunaan IoT dalam QMS, organisasi harus merencanakan dan mengimplementasikan strategi yang tepat. Strategi ini harus mencakup penggunaan teknologi IoT yang sesuai, pemantauan dan analisis data yang efektif, dan sistem keamanan yang kuat. Ada beberapa manfaat penting yang bisa didapat dengan mengintegrasikan Quality Management System dengan teknologi Internet of Things, yaitu: Mengurangi Biaya dan Meningkatkan Efisiensi Salah satu manfaat utama dari mengintegrasikan QMS dengan IoT adalah mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. IoT memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data secara real-time dan mendapatkan informasi yang akurat tentang operasi bisnis mereka. Dengan QMS, perusahaan dapat menganalisis data ini untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Hal ini membantu perusahaan mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi bisnis. Memperbaiki Kualitas Produk Integrasi QMS dan IoT dapat membantu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan IoT, perusahaan dapat mengumpulkan data tentang kinerja produk mereka dalam situasi nyata dan memberikan umpan balik tentang kemampuan dan kinerja produk. Data ini kemudian dapat dianalisis dengan QMS untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan membantu memperbaiki kualitas produk. Meningkatkan Keamanan dan Kepatuhan Mengintegrasikan QMS dengan IoT juga membantu meningkatkan keamanan dan kepatuhan perusahaan. IoT memungkinkan perusahaan untuk memonitor lingkungan kerja dan memastikan bahwa lingkungan tersebut aman dan sesuai dengan standar keselamatan. Dengan QMS, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dalam hal keamanan dan kepatuhan dan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Mempercepat Waktu Tanggap Mengintegrasikan QMS dengan IoT juga dapat membantu mempercepat waktu tanggap perusahaan terhadap masalah atau kejadian yang tidak diinginkan. IoT memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data secara real-time tentang kinerja bisnis mereka dan memonitor operasi mereka secara efektif. Dengan QMS, perusahaan dapat menganalisis data ini dan mengidentifikasi masalah secepat mungkin. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk merespon dengan cepat dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Dalam kesimpulan, mengintegrasikan Quality Management System dengan Internet of Things memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Dari mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi hingga memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan keamanan dan kepatuhan, integrasi ini membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka secara keseluruhan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan untuk mengintegrasikan QMS dengan IoT untuk memanfaatkan potensi manfaat yang ditawarkan oleh integrasi ini.Baca juga: Sistem Integrasi Industri 4.0: Tingkatkan Efisiensi, Kualitas, Kurangi BiayaMENINGKATKAN EFISIENSI PABRIK MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS CLOUD ( SAAS )7 TIPS MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGOPTIMALKAN PROSES PENGEMASAN DI ERA INDUSTRI 4.0

Pelajari Selengkapnya

Rizkar Maulana Andin

17 Apr 2023

...

Manajemen

Penerapan Revolusi Industri 4.0 di Dunia Manufaktur

Teknologi semakin lama semakin berkembang dan juga mempengaruhi sektor industri tanpa terkecuali terhadap industri manufaktur. Berbicara kemajuan teknologi tidak sah kalau kita tidak berbicara mengenai Revolusi Industri 4.0.   Revolusi industri 4.0 diklaim akan memberikan banyak perubahan terhadap pelaku industri, terutama di dunia manufaktur. Apa saja perubahan yang mungkin terjadi?   Tentu saja yang namanya revolusi bukanlah hal yang singkat membutuhkan waktu yang lama dan akan terus berkembang. Revolusi ini akan terus berjalan hari ini, besok, dan seterusnya.   Di beberapa tahun belakangan ini, kita mulai menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang melibatkan teknologi digital dan internet di dalam industri manufaktur.   Lalu aspek apa saja yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0 Ini yang bisa diterapkan ke dunia manufaktur?   Dengan menggunakan teknologi digital dan internet sebagai dasarnya, maka Revolusi Industri 4.0 lebih berfokus pada perkembangan dari software teknologinya bukan pada mesin-mesinnya. Berikut beberapa aspek yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0 untuk dunia manufaktur lebih tepatnya : 1.      Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan AI disebut-sebut sebagai salah satu inovasi yang paling berpengaruh di era revolusi industri 4.0 ini. AI juga merupakan bukti bahwa perkembangan dunia digital sudah sangat maju. Bisa dibilang AI adalah tahap dimana komputer memiliki kecerdasan, seperti layaknya manusia.   Ini membuat mesin-mesin bisa memperkirakan kapan mereka harus bekerja, bahkan sampai memberikan rekomendasi tindakan kepada penggunanya (baik dari segi perusahaan maupun segi klien). Contoh implementasi AI yang paling sederhana adalah kehadiran chatbot yang bisa anda temui di berbagai situs website.   Dalam industri manufaktur, AI bisa membantu perusahaan dalam memprediksi kapan kira-kira mesin perlu diperbaiki, bagaimana proses logistik berjalan dan perkiraan tiba/barang habis, sampai mengatur jadwal produksi secara otomatis.   2.      Kegiatan Berbasis Software Saat ini hampir semua kegiatan bisa dilakukan lewat aplikasi. Mulai dari belanja online, meeting, kebutuhan transportasi, sampai mematikan lampu rumah dengan smart home. Kebutuhan software ini ternyata tidak hanya ada di dunia kebutuhan konsumtif saja! Di skala industri, berbagai software diciptakan untuk mempermudah kinerja dan kolaborasi antar divisi di dalam perusahaan. Salah satu contoh yang lain adalah mengatur hubungan dengan klien, mengontrol sistem produksi dan sampai memantau logistik.   3.      Sistem Komunikasi yang Lebih Kompleks dan Bebas Hambatan Sebenarnya komunikasi di era ini akan lebih variatif karena banyak pilihan dan bisa disesuaikan oleh kegiatan yang diperlukan. Sehingga muncul berbagai aplikasi komunikasi sekaligus fungsi bisnis dan produktivitasnya. Contohnya: Trello, Jira, Slack, dan aplikasi integrasi sejenis. Bahkan pembuatan dokumen yang lebih kompleks pun juga bisa dilakukan secara online dan kolaboratif, seperti Google Docs (aplikasi kantor dengan fitur komunikasi) dan Figma (aplikasi desain grafis kolaboratif).   4.      Mulainya Era Robot Manusia memang punya batasan tersendiri, terutama jika kita berbicara tentang konsistensi, fokus di waktu yang lama, serta energi yang dimiliki. Karena itu di Revolusi Industri 4.0, robot mulai masuk dan menggantikan beberapa peran manusia.   Terutama di sektor manufaktur yang menuntut ketelitian tertinggi. Beberapa perusahaan multinasional (seperti Sony, Mitsubishi, dan lainnya) telah mengganti sebagian besar tenaga manusia mereka dengan sistem robot yang bekerja secara otomatis.   5.      Internet of Things Internet of Things (IoT) menghubungkan semua jenis perangkat teknologi: mulai dari HP, komputer, printer, TV, monitor, kulkas, bahkan sampai perangkat berat seperti robot dan mobil dengan sambungan internet.   IoT bisa dibilang merupakan inti dari revolusi industri 4.0 itu sendiri. Seperti yang anda lihat, semua yang disebutkan diatas membutuhkan infrastruktur internet yang memadai. Di IoT-lah itu akan dibahas.   Dengan prinsip IoT, semua perangkat bisa saling terkoneksi satu sama lain. Karena itu, bisa saja nanti anda sebagai pemilik perusahaan, mengontrol kegiatan produksi pabrik anda hanya lewat smartphone. Mengingat semua data baik data mesin, stock, siklus logistik, dan sebagainya sudah bisa diakses lewat semua perangkat.   Dunia akan terus berkembang maju. Langkah yang harus kita ambil adalah tetap berusaha untuk menyeimbangkan kapasitas kita terhadap segala perubahan tersebut. Siap atau tidak, kita harus segera beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0. Dengan adanya kemajuan teknologi ini diharapkan industri manufaktur Indonesia bisa berkembang dan bersaing dengan negara lain.   Sudah siapkah Anda menerapkan Revolusi Industri 4.0 ini di Industri Manufaktur Anda?  

Pelajari Selengkapnya

Adnan Fauzi

19 Jan 2022

...

Teknologi

Internet of Things (IoT) di Bidang Industri

Pernakah Anda mendengar istilah IoT? IoT adalah singkatan dari Internet of Things, istilah tersebut semakin banyak didengar setelah Revolusi Industri 4.0 digaungkan oleh pemerintah. Di dalam Revolusi Industri 4.0 ini adalah penerapan IoT di berbagai bidang tanpa terkecuali di bidang industri. Pertumbuhan Internet of Things (IoT) dengan cepat membentuk dunia yang lebih canggih. Perangkat pintar, koneksi internet, dan analitik data bertanggung jawab atas kemajuan revolusioner dalam bidang perdagangan, pertanian, maupun industri. Teknologi IoT telah memainkan peran penting dalam Industri, memberikan tingkat efisiensi operasional dan ketersediaan sumber daya yang tak terbayangkan. Dalam bidang industri, teknologi IoT didefinisikan sebagai jaringan perangkat, mesin, dan sensor yang terhubung satu sama lain dan ke Internet, dengan tujuan mengumpulkan data dan menganalisisnya untuk menerapkan informasi dalam perbaikan proses yang berkelanjutan. Ada banyak aplikasi Industrial IoT di luar sana, dan mereka telah mendorong semakin banyak perusahaan untuk terlibat dalam paradigma baru ini untuk meningkatkan produktivitas mereka dan mengoptimalkan pengeluaran dan keuntungan mereka. Meskipun ini merupakan tren global, dalam kasus sektor industri, pemilik bisnis perlu menyadari penerapan teknologi IoT untuk menghasilkan proses yang tetap relevan di tahun-tahun mendatang. Contoh Tren Penerapan Internet of Things dibidang Industri 1. Manajemen dan pemantauan peralatan otomatis dan jarak jauh Teknologi IoT dalam penerapannya di bidang industri yang paling utama terkait dengan manajemen peralatan otomatis. Ini memungkinkan sistem terpusat untuk mengontrol dan memantau semua proses perusahaan. Karena kemampuan untuk mengontrol peralatan dari jarak jauh melalui mesin dan perangkat lunak digital, bukan tidak mungkin pemilik bisnis akan dapat mengontrol beberapa pabrik yang terletak di lokasi berbeda. Ini memberi perusahaan kemampuan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengawasi kemajuan produksi mereka secara real-time, sekaligus dapat menganalisis data historis yang diperoleh sehubungan dengan proses produksi perusahaan. Pengumpulan dan penggunaan data tersebut sangat bermanfaat untuk mendukung peningkatan proses dan menghasilkan lingkungan di mana keputusan berbasis informasi menjadi prioritas.                                                                                           2. Pemeliharaan prediktif Menggunakan teknologi IoT dalam bidang industri memungkinkan pemilik untuk mengantisipasi mesin yang bermasalah dan harus diganti segera. Sebab, teknologi IoT bekerja melalui sensor yang setelah dipasang pada mesin dan platform operasi, dapat mengirimkan peringatan ketika faktor risiko tertentu muncul. Misalnya, sensor yang memantau robot atau mesin mengirimkan data ke platform, yang menganalisis data yang diterima secara real-time dan menerapkan algoritma canggih yang dapat mengeluarkan peringatan terkait suhu tinggi atau getaran yang melebihi parameter normal. 3. Implementasi perbaikan yang lebih cepat Teknologi IoT dan perangkatnya menghasilkan informasi berharga sehingga mereka yang bertanggung jawab untuk meningkatkan proses dalam model bisnis industri (insinyur proses, kualitas atau manufaktur) dapat mengakses data dan menganalisisnya lebih cepat dan otomatis, dan dari jarak jauh melakukan penyesuaian proses yang diperlukan. Ini juga meningkatkan kecepatan di mana perubahan dan peningkatan diterapkan dalam Operational Intelligence dan Business Intelligence, perubahan yang sudah menawarkan keunggulan kompetitif bagi banyak sekali bisnis industri. 4. Kontrol kualitas Kemampun teknologi IoT lain yang tak kalah penting adalah kemampuan untuk memantau kualitas produk manufaktur pada setiap tahap, mulai dari bahan mentah yang digunakan dalam proses, hingga cara pengangkutannya (melalui aplikasi pelacakan cerdas), hingga ke reaksi pelanggan setelah produk diterima. Informasi ini sangat penting ketika ingin meningkatkan efisiensi perusahaan dan menerapkan perubahan yang diperlukan jika kegagalan terdeteksi. Tujuannya, tentu untuk mengoptimalkan proses dan segera mendeteksi masalah dalam rantai produksi. Juga telah dibuktikan bahwa penting untuk mencegah risiko di industri yang lebih rumit, seperti farmasi atau makanan. 5. Meningkatkan keamanan dan produktivitas Mesin yang merupakan bagian dari teknologi IoT dapat menghasilkan data waktu nyata terkait situasi di pabrik. Melalui pemantauan kerusakan peralatan, kualitas udara pabrik, dan frekuensi penyakit di suatu perusahaan. Maka dari itu, skenario berbahaya yang mengancam pekerja dapat dihindari . Ini tidak hanya meningkatkan keselamatan perusahaan secara keseluruhan, tetapi juga produktivitas dan motivasi kerja karyawan. Selain itu, biaya ekonomi dan reputasi yang diakibatkan oleh manajemen keselamatan perusahaan yang buruk dapat diminimalisir.   Itulah contoh dan pemaparan penerapan IoT di bidang industri yang dapat diterapkan di tempat Anda. Ingin mengetahui lebih lanjut penerapan IoT di bidang industri? Hubungi konsultan kami dan kami siap membantu menerapakan IoT di pabrik Anda dengan cara yang praktis dan hemat biaya!

Pelajari Selengkapnya

Adnan Fauzi

20 Sep 2022

...

Manajemen

Supply Chain Management : Peran Utama Dalam Rantai Produksi

Ketika bekerja atau mempunyai bisnis di perusahaan manufaktur dan yang terpenting memproduksi barang, Anda perlu mengetahui apa itu supply chain management (SCM) dan mengapa hal tersebut adalah cara paling efektif untuk menjalankan bisnis. Supply chain adalah semacam rantai yang menghubungkan perusahaan dengan supplier baik itu material, logistik, barang jadi dan lainnya. Yuk, simak lebih lanjut pengertian SCM lebih detail! Apa Itu Supply Chain Management (SCM)? Supply chain management (SCM) adalah pengelolaan alur produksi barang maupun jasa yang dimulai dari bahan dasar sampai pengiriman produk akhir ke pelanggan. Perusahaan biasanya menjalankan pengelolaan ini dengan membuat ‘rantai’ dari satu supplier ke yang lain, lalu ke pabrik untuk diolah, sampai pihak yang akan mengedarkan produk tersebut ke khayalak umum. Tanpa SCM ini, rantai yang ada akan berjalan begitu saja tanpa pertimbangan yang nantinya justru akan merugikan perusahaan. Supply chain management meliputi perencanaan, pengawasan, dan eksekusi di masing-masing tahapan. Dengan mengelola semua hal itu, eksekusi secara keseluruhan akan menjadi lebih efektif dan ekonomis. Perusahaan juga jadi bisa mengetahui dan memastikan bahwa produk yang dibuat sampai ke tangan pelanggan di saat yang tepat. Cara Kerja SCM? Terdapat lima aspek dari supply chain yang akan dikelola, yaitu: 1. Perencanaan dan pembuatan strategi Pada tahap perencanaan, perusahaan melakukan budgeting untuk menentukan biaya yang harus dikeluarkan selama produksi. Tahap lainnya akan berputar mengelilingi angka yang ditentukan tersebut. 2. Sumber Sumber, baik itu material maupun jasa, harus dipastikan sesuai dengan kebutuhan dan pengiriman dilakukan tepat waktu. Jika terlambat sedikit saja, proses lainnya secara otomatis akan terhambat. Untuk memastikan ini semua berjalan dengan lancar, Anda harus menjaga hubungan baik dengan supplier material yang nantinya akan diproses menjadi produk. 3. Manufaktur Di tahap selanjutnya dalam supply chain management adalah memastikan bahwa proses manufaktur berjalan seefisien dan seproduktif mungkin. Jangan sampai terlalu lama, karena hal itu akan menghambat pengiriman ke pelanggan. Akan tetapi, jangan terlalu cepat juga tapi barang yang dihasilkan tidak sesuai kualitasnya. 4. Pengiriman dan logistik Supply chain manager juga harus benar-benar mengawasi pengiriman dan logistik. Dari awal, ia bertanggung jawab untuk memilih partner logistik yang dapat diandalkan. Secepat apa pun tahap lain dijalankan, kalau logistik bermasalah tentu akan menghambat proses secara keseluruhan. Aspek ini juga mencakup penyimpanan inventaris. Bagaimana kalau gudang yang dimiliki terlalu sedikit, atau bahkan terlalu banyak? Hal ini yang perlu dipikirkan, jangan sampai ada satu hal yang berlebih dan memakan banyak biaya, padahal biaya tersebut bisa dialokasikan ke aspek lain yang mungkin lebih krusial bagi perkembangan bisnis. 5. Retur (khusus untuk produk bermasalah) Seperti yang sudah disebutkan di awal, tujuan utama SCM adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi. Kalau sampai banyak pelanggan yang melakukan retur karena ada permasalahan dari produk, tandanya harus ada perencanaan ulang atau setidaknya pergantian strategi. Jika dibiarkan, hal ini akan sangat merugikan baik dari segi kepuasan konsumen maupun biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurus pengembalian dan penukaran produk. Lalu, apakah ada cara untuk menghindarinya? Tentu saja ada, yaitu benar-benar merencanakan dan mengawasi setiap tahapan dengan saksama. Dengan begitu, produk bisa sampai di tangan pelanggan dengan aman, dengan kualitas terbaik, di saat mereka membutuhkannya. Manfaat dan Contoh Supply Chain Management Manfaat utama dari supply chain management adalah efisiensi dalam produksi, meningkatkan profit, mengurangi biaya tidak penting, dan menjaga hubungan profesional dengan baik. Tak hanya itu, perusahaan yang menggunakan SCM juga bisa mengetahui kejelasan demand pelanggan, sehingga inventaris dapat diatur menyesuaikan permintaan tersebut. Dengan strategi yang tepat, operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. SCM tak hanya bermanfaat bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga pada pelanggan. Pasalnya, dengan pengelolaan yang baik, kualitas customer service tentunya juga akan meningkat. Bayangkan saja kalau memang semua tahap dan fase dijalankan secara efisien dan tepat waktu.  Perusahaan jadi bisa menyediakan produk yang diinginkan oleh pelanggan di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat juga. Pelanggan akan merasa puas, apalagi jika kualitas barang yang diproduksi sesuai dengan ekspektasi target pasar. Nah, kepuasan pelanggan tersebut jika dipertahankan terus-menerus akhirnya dapat meningkatkan customer loyalty. Pada akhirnya, pengelolaan ini akan menguntungkan semua pihak. Banyak orang yang mungkin tidak menyadari bahwa kita sebenarnya sudah sering melihat praktik supply chain management dalam kehidupan sehari-hari. Ketika pergi ke supermarket, minimarket, atau bahkan warung, ada beberapa produk yang sudah pasti tersedia, kan?  Air mineral, bahan dasar makanan, atau bahkan obat-obatan generik. Tanpa supply chain management yang baik, produk tersebut mungkin terlambat masuk atau bahkan kuantitasnya kurang. Padahal, masyarakat membutuhkannya untuk kehidupan sehari-hari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa supply chain management benar-benar mempermudah proses produksi dan bermanfaat bagi pelanggan yang memiliki demand terhadap produk tersebut. Itu dia penjelasan mengenai apa itu supply chain management (SCM), cara kerjanya, dan manfaat serta kelebihan menjalankannya. Intinya, supply chain management adalah upaya yang perlu dilakukan jika ingin menjalankan bisnis seefektif mungkin. Ingin mengetahui lebih lanjut tentang SCM? Dapatkan konsultasi GRATIS bersama agen kami untuk penerapan efektifitas kinerja manufaktur bersama LEAPFACTOR!  

Pelajari Selengkapnya

Adnan Fauzi

21 Oct 2022

...

Manajemen

Lean Manufacturing di Industri 4.0: Efisiensi dan Kualitas Produksi

Konsep Lean Manufacturing adalah sebuah metode manufaktur yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk dengan cara meminimalkan limbah dan biaya produksi. Konsep ini sangat penting dalam era industri 4.0, di mana persaingan semakin ketat dan pelanggan semakin menuntut kualitas produk yang lebih baik. Dalam artikel ini, akan dibahas tentang tips dalam menerapkan konsep Lean Manufacturing untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas di industri manufaktur. Identifikasi Proses yang Tidak Bernilai TambahProses yang tidak bernilai tambah adalah proses yang tidak memberikan nilai tambah pada produk akhir. Proses seperti itu harus diidentifikasi dan dianalisis lebih lanjut untuk mencari solusi terbaik. Proses yang tidak bernilai tambah bisa dihilangkan, disederhanakan, atau diotomatisasi. Sebagai contoh, seorang produsen alat kesehatan mengidentifikasi proses pengepakan produk yang memakan waktu lama dan hasilnya tidak rapi. Mereka mengimplementasikan mesin yang dapat melakukan pengepakan secara otomatis, yang menghasilkan waktu siklus yang lebih singkat dan meningkatkan kualitas pengepakan. Fokus pada KualitasKualitas produk sangat penting dalam era industri 4.0. Pastikan bahwa semua karyawan memahami pentingnya kualitas dan dilatih untuk memproduksi produk yang berkualitas. Gunakan teknologi dan peralatan yang dapat membantu memastikan kualitas produk yang konsisten. Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur makanan ringan telah memperkenalkan mesin pengemasan yang dapat memastikan kualitas produk yang konsisten dengan mengontrol ukuran dan berat masing-masing produk yang dihasilkan. Kurangi Waktu Siklus ProduksiWaktu siklus produksi yang panjang dapat memakan waktu dan biaya produksi yang lebih tinggi. Kurangi waktu siklus produksi dengan mempercepat proses dan memperbaiki efisiensi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan mobil meningkatkan efisiensi dengan mengimplementasikan sistem produksi berbasis just-in-time, yang meminimalkan persediaan dan mempercepat waktu siklus produksi. Terapkan Just-in-Time (JIT)Just-in-Time adalah suatu metode manajemen produksi yang bertujuan untuk meminimalkan persediaan dan biaya produksi. Dalam konsep Lean Manufacturing, JIT dapat membantu mengurangi waktu siklus produksi dan biaya produksi yang tidak perlu. Implementasi JIT membutuhkan kerja sama yang baik antara semua departemen, termasuk departemen pembelian, manufaktur, dan logistik. Lakukan Continuous ImprovementContinuous Improvement adalah suatu proses yang berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Selalu evaluasi proses produksi dan cari cara untuk memperbaiki proses secara terus-menerus. Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur yang menghasilkan suku cadang mobil terus meningkatkan efisiensi produksinya dengan mengadopsi sistem Kaizen. Sistem ini mengajarkan karyawan untuk selalu mencari cara untuk memperbaiki proses produksi mereka secara terus-menerus. Melalui pelatihan dan pendidikan yang kontinyu, perusahaan ini berhasil meningkatkan efisiensi produksinya dan menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik. Terapkan 5S5S adalah suatu metode manajemen visual yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan menghilangkan segala bentuk ketidakteraturan dalam tempat kerja. 5S terdiri dari lima konsep yaitu Sorting, Straightening, Sweeping, Standardizing, dan Sustaining. Implementasi 5S dapat membantu meminimalkan waktu yang terbuang akibat mencari alat atau bahan yang hilang dan memperbaiki keselamatan dan kebersihan tempat kerja.Kesimpulan Konsep Lean Manufacturing adalah sebuah metode yang dapat membantu perusahaan manufaktur untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi mereka. Dalam era industri 4.0, konsep ini semakin penting karena persaingan semakin ketat dan pelanggan semakin menuntut kualitas yang lebih baik. Dengan mengidentifikasi proses yang tidak bernilai tambah, memfokuskan pada kualitas, mempercepat waktu siklus produksi, menerapkan Just-in-Time, melakukan continuous improvement, dan menerapkan 5S, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksinya secara signifikan.

Pelajari Selengkapnya

Rizkar Maulana Andin

14 Apr 2023

...

Manajemen

MRP di Industri 4.0: Solusi Tantangan Produksi dan Persediaan di Era Digital

Industri 4.0 membawa perubahan besar pada dunia manufaktur dan supply chain management. Dalam konteks ini, Material Requirement Planning (MRP) menjadi sangat penting untuk memastikan kelancaran operasi produksi dan rantai pasok. MRP adalah sistem manajemen persediaan yang digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan baku, menjaga tingkat persediaan yang tepat, dan memperbaiki efisiensi operasi produksi. Dalam artikel ini, kita akan membahas konsep MRP, keuntungan MRP pada Industri 4.0, dan implementasi MRP pada perusahaan manufaktur. Konsep MRP pada Industri 4.0 MRP pada Industri 4.0 adalah sistem perencanaan persediaan yang memanfaatkan teknologi canggih seperti big data, IoT, dan analisis data untuk mengoptimalkan proses produksi dan persediaan. MRP memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku dan komponen untuk produksi, memantau tingkat persediaan, dan membuat jadwal produksi yang efisien. Dalam konsep MRP pada Industri 4.0, perusahaan dapat mengoptimalkan produksi dengan meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Keuntungan MRP pada Industri 4.0 MRP pada Industri 4.0 memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, antara lain: Mengurangi biaya persediaan: Dalam konsep MRP, persediaan bahan baku dan komponen dijaga pada tingkat yang tepat, sehingga menghindari persediaan yang berlebihan dan mengurangi biaya persediaan. Meningkatkan efisiensi produksi: Dengan MRP, perusahaan dapat merencanakan produksi secara efisien, mengoptimalkan penggunaan bahan baku dan komponen, dan memperbaiki jadwal produksi. Meningkatkan kualitas produk: Dalam konsep MRP, perusahaan dapat memastikan bahwa bahan baku dan komponen yang dibutuhkan tersedia pada waktu yang tepat, sehingga memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Mengurangi waktu tunggu pelanggan: Dengan MRP, perusahaan dapat memastikan ketersediaan produk pada waktu yang tepat, sehingga mengurangi waktu tunggu pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Implementasi MRP pada Industri 4.0 Implementasi MRP pada Industri 4.0 memerlukan perencanaan dan pengelolaan yang baik. Berikut adalah beberapa langkah implementasi MRP pada perusahaan manufaktur: Menentukan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Memilih sistem MRP yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Melakukan integrasi dengan sistem manajemen produksi dan supply chain. Melakukan pelatihan dan pendidikan kepada karyawan mengenai penggunaan MRP. Melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja MRP secara teratur. Tantangan Implementasi MRP pada Industri 4.0 Meskipun MRP dapat memberikan banyak manfaat untuk perusahaan, implementasi MRP pada Industri 4.0 dapat menghadapi beberapa tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi saat menerapkan MRP pada Industri 4.0:Ketergantungan pada teknologi: Implementasi MRP pada Industri 4.0 memerlukan dukungan teknologi yang kuat dan kompleks seperti IoT, big data, dan AI. Perusahaan perlu mempertimbangkan ketersediaan teknologi yang dibutuhkan dan memastikan ketersediaannya sebelum memulai implementasi MRP.Keamanan data: MRP melibatkan pengumpulan dan pengolahan data yang sensitif dan penting. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan bahwa data mereka aman dan terlindungi dari ancaman siber.Keterampilan SDM: Implementasi MRP pada Industri 4.0 memerlukan keterampilan SDM yang berkualitas dan terampil dalam penggunaan teknologi dan perangkat lunak terkait. Perusahaan perlu memastikan bahwa karyawan mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan atau menyediakan pelatihan yang sesuai untuk memastikan suksesnya implementasi MRP.Kesesuaian antar sistem: MRP terintegrasi dengan berbagai sistem seperti ERP, SCM, dan MES. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan bahwa sistem yang digunakan dapat terintegrasi dengan MRP dengan lancar dan tanpa masalah.Perubahan dalam proses bisnis: Implementasi MRP pada Industri 4.0 mungkin memerlukan perubahan dalam proses bisnis yang telah ada. Perusahaan perlu memastikan bahwa karyawan mereka siap untuk perubahan dan bersedia mengadopsi proses baru yang diperlukan untuk suksesnya implementasi MRP.  Kesimpulan MRP adalah alat yang sangat berguna untuk perusahaan manufaktur dalam mengelola persediaan dan produksi mereka. Dalam era Industri 4.0, MRP dapat diintegrasikan dengan teknologi canggih seperti IoT, big data, dan AI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Implementasi MRP pada Industri 4.0 memerlukan perencanaan yang matang dan memperhitungkan tantangan yang mungkin dihadapi. Perusahaan perlu memastikan bahwa mereka siap secara teknologi, keamanan data, keterampilan SDM, kesesuaian antar sistem, dan perubahan dalam proses bisnis untuk sukses dalam mengimplementasikan MRP pada Industri 4.0

Pelajari Selengkapnya

Rizkar Maulana Andin

26 May 2023

Whatsapp Us