Leapfactor Icon Preloader

Sahabat Digitalisasi
Pabrik Anda

Sejarah

Revolusi Industri dan Peran Teknologi dalam Mengubah Dunia

b7e1998dc4367babc292b051aacfd61a.0

Revolusi industri telah membawa perubahan yang signifikan dalam cara manusia bekerja dan berproduksi. Mulai dari Revolusi Industri pertama pada abad ke-18 hingga Revolusi Industri 4.0 yang sedang berlangsung saat ini, teknologi telah memainkan peran kunci dalam mengubah dunia.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang revolusi industri dan peran teknologi dalam mengubah dunia.

 

Revolusi Industri dan Perkembangan Teknologi

Revolusi Industri pertama dimulai pada abad ke-18 di Inggris dengan ditemukannya mesin uap yang memungkinkan produksi massal. Revolusi Industri kedua dimulai pada awal abad ke-20 dengan ditemukannya mesin listrik dan mesin internal pembakaran, yang memungkinkan produksi massal dan mobilitas manusia yang lebih besar. Revolusi Industri ketiga dimulai pada tahun 1960-an dengan ditemukannya teknologi digital, seperti komputer dan internet, yang mengubah cara kerja dan komunikasi manusia.

Revolusi Industri keempat, yang sedang berlangsung saat ini, ditandai oleh penggunaan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan teknologi blockchain. Revolusi Industri 4.0 ini dikenal sebagai revolusi digital yang membawa perubahan besar dalam cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi.

Peran Teknologi dalam Revolusi Industri

Teknologi telah memainkan peran kunci dalam setiap revolusi industri, dan Revolusi Industri 4.0 bukanlah pengecualian. Teknologi baru seperti AI, IoT, dan blockchain telah memungkinkan produksi massal yang lebih efisien, dan mengubah cara kerja dan komunikasi manusia.

Keuntungan lain yang dibawa oleh teknologi baru adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan keamanan dan kualitas produk, serta meningkatkan pengalaman pelanggan. Teknologi juga memungkinkan kita untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang lebih besar dan lebih akurat, yang memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Namun, teknologi juga membawa tantangan dan risiko. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya keterampilan dan pengetahuan dalam mengoperasikan teknologi baru. Selain itu, risiko keamanan siber juga semakin meningkat dengan semakin banyaknya perangkat terhubung ke internet.

Kesimpulan

Revolusi industri telah membawa perubahan besar dalam cara manusia bekerja dan berproduksi. Teknologi baru seperti AI, IoT, dan blockchain telah memainkan peran kunci dalam setiap revolusi industri, membawa keuntungan seperti meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan keamanan dan kualitas produk, serta meningkatkan pengalaman pelanggan. Namun, teknologi juga membawa tantangan dan risiko, seperti kurangnya keterampilan dan pengetahuan dalam mengoperasikan teknologi baru dan risiko keamanan siber yang semakin meningkat. Oleh karena itu, perusahaan dan individu harus terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam menghadapi tantangan dan risiko ini.

Selain itu, pemerintah dan lembaga pendidikan juga perlu berperan dalam mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Masyarakat perlu didorong untuk mempelajari keterampilan baru dan meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknologi, sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan mengambil manfaat dari teknologi yang ada.

Dalam kesimpulannya, Revolusi Industri dan peran teknologi dalam mengubah dunia telah membawa banyak perubahan positif, tetapi juga tantangan dan risiko yang harus diatasi. Dengan memahami keuntungan dan tantangan teknologi, dan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan, kita dapat memanfaatkan teknologi dengan cara yang paling efektif dan mengoptimalkan potensi yang ada.

Artikel yang mungkin Anda suka
...

Teknologi

Internet of Things (IoT) di Bidang Industri

Pernakah Anda mendengar istilah IoT? IoT adalah singkatan dari Internet of Things, istilah tersebut semakin banyak didengar setelah Revolusi Industri 4.0 digaungkan oleh pemerintah. Di dalam Revolusi Industri 4.0 ini adalah penerapan IoT di berbagai bidang tanpa terkecuali di bidang industri. Pertumbuhan Internet of Things (IoT) dengan cepat membentuk dunia yang lebih canggih. Perangkat pintar, koneksi internet, dan analitik data bertanggung jawab atas kemajuan revolusioner dalam bidang perdagangan, pertanian, maupun industri. Teknologi IoT telah memainkan peran penting dalam Industri, memberikan tingkat efisiensi operasional dan ketersediaan sumber daya yang tak terbayangkan. Dalam bidang industri, teknologi IoT didefinisikan sebagai jaringan perangkat, mesin, dan sensor yang terhubung satu sama lain dan ke Internet, dengan tujuan mengumpulkan data dan menganalisisnya untuk menerapkan informasi dalam perbaikan proses yang berkelanjutan. Ada banyak aplikasi Industrial IoT di luar sana, dan mereka telah mendorong semakin banyak perusahaan untuk terlibat dalam paradigma baru ini untuk meningkatkan produktivitas mereka dan mengoptimalkan pengeluaran dan keuntungan mereka. Meskipun ini merupakan tren global, dalam kasus sektor industri, pemilik bisnis perlu menyadari penerapan teknologi IoT untuk menghasilkan proses yang tetap relevan di tahun-tahun mendatang. Contoh Tren Penerapan Internet of Things dibidang Industri 1. Manajemen dan pemantauan peralatan otomatis dan jarak jauh Teknologi IoT dalam penerapannya di bidang industri yang paling utama terkait dengan manajemen peralatan otomatis. Ini memungkinkan sistem terpusat untuk mengontrol dan memantau semua proses perusahaan. Karena kemampuan untuk mengontrol peralatan dari jarak jauh melalui mesin dan perangkat lunak digital, bukan tidak mungkin pemilik bisnis akan dapat mengontrol beberapa pabrik yang terletak di lokasi berbeda. Ini memberi perusahaan kemampuan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengawasi kemajuan produksi mereka secara real-time, sekaligus dapat menganalisis data historis yang diperoleh sehubungan dengan proses produksi perusahaan. Pengumpulan dan penggunaan data tersebut sangat bermanfaat untuk mendukung peningkatan proses dan menghasilkan lingkungan di mana keputusan berbasis informasi menjadi prioritas.                                                                                           2. Pemeliharaan prediktif Menggunakan teknologi IoT dalam bidang industri memungkinkan pemilik untuk mengantisipasi mesin yang bermasalah dan harus diganti segera. Sebab, teknologi IoT bekerja melalui sensor yang setelah dipasang pada mesin dan platform operasi, dapat mengirimkan peringatan ketika faktor risiko tertentu muncul. Misalnya, sensor yang memantau robot atau mesin mengirimkan data ke platform, yang menganalisis data yang diterima secara real-time dan menerapkan algoritma canggih yang dapat mengeluarkan peringatan terkait suhu tinggi atau getaran yang melebihi parameter normal. 3. Implementasi perbaikan yang lebih cepat Teknologi IoT dan perangkatnya menghasilkan informasi berharga sehingga mereka yang bertanggung jawab untuk meningkatkan proses dalam model bisnis industri (insinyur proses, kualitas atau manufaktur) dapat mengakses data dan menganalisisnya lebih cepat dan otomatis, dan dari jarak jauh melakukan penyesuaian proses yang diperlukan. Ini juga meningkatkan kecepatan di mana perubahan dan peningkatan diterapkan dalam Operational Intelligence dan Business Intelligence, perubahan yang sudah menawarkan keunggulan kompetitif bagi banyak sekali bisnis industri. 4. Kontrol kualitas Kemampun teknologi IoT lain yang tak kalah penting adalah kemampuan untuk memantau kualitas produk manufaktur pada setiap tahap, mulai dari bahan mentah yang digunakan dalam proses, hingga cara pengangkutannya (melalui aplikasi pelacakan cerdas), hingga ke reaksi pelanggan setelah produk diterima. Informasi ini sangat penting ketika ingin meningkatkan efisiensi perusahaan dan menerapkan perubahan yang diperlukan jika kegagalan terdeteksi. Tujuannya, tentu untuk mengoptimalkan proses dan segera mendeteksi masalah dalam rantai produksi. Juga telah dibuktikan bahwa penting untuk mencegah risiko di industri yang lebih rumit, seperti farmasi atau makanan. 5. Meningkatkan keamanan dan produktivitas Mesin yang merupakan bagian dari teknologi IoT dapat menghasilkan data waktu nyata terkait situasi di pabrik. Melalui pemantauan kerusakan peralatan, kualitas udara pabrik, dan frekuensi penyakit di suatu perusahaan. Maka dari itu, skenario berbahaya yang mengancam pekerja dapat dihindari . Ini tidak hanya meningkatkan keselamatan perusahaan secara keseluruhan, tetapi juga produktivitas dan motivasi kerja karyawan. Selain itu, biaya ekonomi dan reputasi yang diakibatkan oleh manajemen keselamatan perusahaan yang buruk dapat diminimalisir.   Itulah contoh dan pemaparan penerapan IoT di bidang industri yang dapat diterapkan di tempat Anda. Ingin mengetahui lebih lanjut penerapan IoT di bidang industri? Hubungi konsultan kami dan kami siap membantu menerapakan IoT di pabrik Anda dengan cara yang praktis dan hemat biaya!

Pelajari Selengkapnya

Adnan Fauzi

20 Sep 2022

...

Manajemen

Penerapan Revolusi Industri 4.0 di Dunia Manufaktur

Teknologi semakin lama semakin berkembang dan juga mempengaruhi sektor industri tanpa terkecuali terhadap industri manufaktur. Berbicara kemajuan teknologi tidak sah kalau kita tidak berbicara mengenai Revolusi Industri 4.0.   Revolusi industri 4.0 diklaim akan memberikan banyak perubahan terhadap pelaku industri, terutama di dunia manufaktur. Apa saja perubahan yang mungkin terjadi?   Tentu saja yang namanya revolusi bukanlah hal yang singkat membutuhkan waktu yang lama dan akan terus berkembang. Revolusi ini akan terus berjalan hari ini, besok, dan seterusnya.   Di beberapa tahun belakangan ini, kita mulai menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang melibatkan teknologi digital dan internet di dalam industri manufaktur.   Lalu aspek apa saja yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0 Ini yang bisa diterapkan ke dunia manufaktur?   Dengan menggunakan teknologi digital dan internet sebagai dasarnya, maka Revolusi Industri 4.0 lebih berfokus pada perkembangan dari software teknologinya bukan pada mesin-mesinnya. Berikut beberapa aspek yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0 untuk dunia manufaktur lebih tepatnya : 1.      Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan AI disebut-sebut sebagai salah satu inovasi yang paling berpengaruh di era revolusi industri 4.0 ini. AI juga merupakan bukti bahwa perkembangan dunia digital sudah sangat maju. Bisa dibilang AI adalah tahap dimana komputer memiliki kecerdasan, seperti layaknya manusia.   Ini membuat mesin-mesin bisa memperkirakan kapan mereka harus bekerja, bahkan sampai memberikan rekomendasi tindakan kepada penggunanya (baik dari segi perusahaan maupun segi klien). Contoh implementasi AI yang paling sederhana adalah kehadiran chatbot yang bisa anda temui di berbagai situs website.   Dalam industri manufaktur, AI bisa membantu perusahaan dalam memprediksi kapan kira-kira mesin perlu diperbaiki, bagaimana proses logistik berjalan dan perkiraan tiba/barang habis, sampai mengatur jadwal produksi secara otomatis.   2.      Kegiatan Berbasis Software Saat ini hampir semua kegiatan bisa dilakukan lewat aplikasi. Mulai dari belanja online, meeting, kebutuhan transportasi, sampai mematikan lampu rumah dengan smart home. Kebutuhan software ini ternyata tidak hanya ada di dunia kebutuhan konsumtif saja! Di skala industri, berbagai software diciptakan untuk mempermudah kinerja dan kolaborasi antar divisi di dalam perusahaan. Salah satu contoh yang lain adalah mengatur hubungan dengan klien, mengontrol sistem produksi dan sampai memantau logistik.   3.      Sistem Komunikasi yang Lebih Kompleks dan Bebas Hambatan Sebenarnya komunikasi di era ini akan lebih variatif karena banyak pilihan dan bisa disesuaikan oleh kegiatan yang diperlukan. Sehingga muncul berbagai aplikasi komunikasi sekaligus fungsi bisnis dan produktivitasnya. Contohnya: Trello, Jira, Slack, dan aplikasi integrasi sejenis. Bahkan pembuatan dokumen yang lebih kompleks pun juga bisa dilakukan secara online dan kolaboratif, seperti Google Docs (aplikasi kantor dengan fitur komunikasi) dan Figma (aplikasi desain grafis kolaboratif).   4.      Mulainya Era Robot Manusia memang punya batasan tersendiri, terutama jika kita berbicara tentang konsistensi, fokus di waktu yang lama, serta energi yang dimiliki. Karena itu di Revolusi Industri 4.0, robot mulai masuk dan menggantikan beberapa peran manusia.   Terutama di sektor manufaktur yang menuntut ketelitian tertinggi. Beberapa perusahaan multinasional (seperti Sony, Mitsubishi, dan lainnya) telah mengganti sebagian besar tenaga manusia mereka dengan sistem robot yang bekerja secara otomatis.   5.      Internet of Things Internet of Things (IoT) menghubungkan semua jenis perangkat teknologi: mulai dari HP, komputer, printer, TV, monitor, kulkas, bahkan sampai perangkat berat seperti robot dan mobil dengan sambungan internet.   IoT bisa dibilang merupakan inti dari revolusi industri 4.0 itu sendiri. Seperti yang anda lihat, semua yang disebutkan diatas membutuhkan infrastruktur internet yang memadai. Di IoT-lah itu akan dibahas.   Dengan prinsip IoT, semua perangkat bisa saling terkoneksi satu sama lain. Karena itu, bisa saja nanti anda sebagai pemilik perusahaan, mengontrol kegiatan produksi pabrik anda hanya lewat smartphone. Mengingat semua data baik data mesin, stock, siklus logistik, dan sebagainya sudah bisa diakses lewat semua perangkat.   Dunia akan terus berkembang maju. Langkah yang harus kita ambil adalah tetap berusaha untuk menyeimbangkan kapasitas kita terhadap segala perubahan tersebut. Siap atau tidak, kita harus segera beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0. Dengan adanya kemajuan teknologi ini diharapkan industri manufaktur Indonesia bisa berkembang dan bersaing dengan negara lain.   Sudah siapkah Anda menerapkan Revolusi Industri 4.0 ini di Industri Manufaktur Anda?  

Pelajari Selengkapnya

Adnan Fauzi

19 Jan 2022

...

Teknologi

Mengenal Lebih Jauh Arti Revolusi Industri 4.0

Bagi sebagian orangistilah Revolusi Industri 4.0 bukanlah hal yang asing. Sering kita jumpai diseminar dari pemerintah ataupun perusahaan yang menggunakan istilah tersebutuntuk dijadikan tema seminar. Penggunaan istilah Revolusi Industri 4.0 seakanterlihat “keren” apabila menjadi perbincangan dalam sebuah diskusi atauseminar. Namun apakah betul seperti itu? Apakah Anda tahu arti sesungguhnyaRevolusi Industri 4.0 ini? Mari kita cari tahu jawabannya!Dilansir dari websiteresmi Kominfo, Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikanteknologi siber dan teknologi otomatisasi. Revolusi Industri 4.0 dikenal jugadengan istilah “Cyber Physical System”. Konsep penerapannya berpusatpada otomatisasi. Dibantu teknologi informasi dalam proses pengaplikasiannya,keterlibatan tenaga manusia dalam prosesnya dapat berkurang. Dengan demikian,efektivitas dan efisiensi pada suatu lingkungan kerja dengan sendirinyabertambah. Dalam dunia industri, hal ini berdampak signifikan pada kualitaskerja dan biaya produksi. Namun sesungguhnya, tidak hanya industri, seluruhlapisan masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat umum dari sistem ini."Sedangkan dilansir darisitus Forbes.com, Revolusi Industri 4.0 membuat semua hal menjadi lebihefektif, mudah dijangkau serta meminimalisir pemborosan. Contohnya produksimakanan. Jika semula membutuhkan tenaga manusia untuk membuatnya, kini bisamenggunakan teknologi canggih untuk membuatnya.Dari dua penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa Revolusi Industri 4.0 ini sangat membantu kitadalam berbagai sektor terutama untuk pelaku industri di era sekarang. RevolusiIndustri 4.0 dapat menghemat waktu hingga menghemat biaya. Semua jadi terasalebih mudah atau dengan kata lain menjadi lebih instan. Tentu saja RevolusiIndustri 4.0 dapat menjadi solusi kehidupan di masa kini. Pertanyaannya,sudahkah Anda siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0?  

Pelajari Selengkapnya

Adnan Fauzi

06 Jan 2022

...

Teknologi

Defect Rate Manufaktur: Pengertian, Penyebab, Mengurangi

Defect rate adalah salah satu parameter penting dalam industri manufaktur. Defect rate atau tingkat cacat merujuk pada jumlah produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan. Semakin tinggi defect rate, semakin besar kemungkinan produk tidak dapat dijual atau harus dijual dengan harga diskon yang rendah. Hal ini tentunya berdampak pada keuntungan dan reputasi perusahaan. Pengertian Defect Rate Defect rate atau tingkat cacat merupakan ukuran persentase produk cacat yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu. Defect rate biasanya dihitung berdasarkan total jumlah produk yang diproduksi dan jumlah produk yang tidak memenuhi standar kualitas. Penyebab Defect Rate yang Tinggi Tingkat defect rate yang tinggi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk: Ketidakmampuan mesin atau peralatan: Mesin yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan produk cacat. Kurangnya pelatihan karyawan: Karyawan yang tidak terampil atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang proses produksi dapat menyebabkan produk cacat. Bahan baku yang buruk: Bahan baku yang tidak memenuhi standar kualitas dapat menyebabkan produk cacat. Kurangnya pengawasan kualitas: Pengawasan kualitas yang buruk atau tidak memadai dapat menyebabkan produk cacat. Desain yang buruk: Desain yang buruk atau tidak mempertimbangkan proses produksi dapat menyebabkan produk cacat. Cara Mengurangi Defect Rate Tingkat defect rate yang rendah sangat penting untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan dan meminimalkan kerugian bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi defect rate: Meningkatkan pelatihan karyawan: Pelatihan karyawan yang baik dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam proses produksi dan mengurangi jumlah produk cacat. Memperbarui mesin dan peralatan: Memperbarui atau mengganti mesin dan peralatan yang usang atau rusak dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi jumlah produk cacat. Menjalin hubungan dengan pemasok bahan baku yang andal: Memastikan bahwa bahan baku memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan dapat mengurangi jumlah produk cacat. Memperbaiki proses produksi: Meninjau kembali dan memperbaiki proses produksi dapat membantu mengurangi jumlah produk cacat dan meningkatkan efisiensi. Meningkatkan pengawasan kualitas: Menjaga pengawasan kualitas yang ketat selama seluruh proses produksi dapat membantu mengurangi jumlah produk cacat.   Contoh metode untuk mengurangi defect rate antara lain adalah Six Sigma, Total Quality Management (TQM), dan Statistical Process Control (SPC). Metode-metode ini melibatkan pengumpulan data, analisis data, dan pengambilan tindakan yang tepat untuk mengurangi jumlah produk cacat dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab defect rate yang tinggi dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya, perusahaan dapat memperbaiki efisiensi produksi dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini dapat berdampak positif pada keuntungan dan reputasi perusahaan, serta memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat terhadap produk dengan kualitas yang lebih baik.Baca juga: PERAN PENTING ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM INDUSTRI MANUFAKTUR: MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS, KUALITAS, DAN EFISIENSI OPERASIONAL

Pelajari Selengkapnya

Rizkar Maulana Andin

17 Apr 2023

...

Teknologi

MRP Industri 4.0: Solusi Produksi dan Persediaan di Era Digital

Industri 4.0 membawa perubahan besar pada dunia manufaktur dan supply chain management. Dalam konteks ini, Material Requirement Planning (MRP) menjadi sangat penting untuk memastikan kelancaran operasi produksi dan rantai pasok. MRP adalah sistem manajemen persediaan yang digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan baku, menjaga tingkat persediaan yang tepat, dan memperbaiki efisiensi operasi produksi. Dalam artikel ini, kita akan membahas konsep MRP, keuntungan MRP pada Industri 4.0, dan implementasi MRP pada perusahaan manufaktur. Konsep MRP pada Industri 4.0 adalah sistem perencanaan persediaan yang memanfaatkan teknologi canggih seperti big data, IoT, dan analisis data untuk mengoptimalkan proses produksi dan persediaan. MRP memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku dan komponen untuk produksi, memantau tingkat persediaan, dan membuat jadwal produksi yang efisien. Dalam konsep MRP pada Industri 4.0, perusahaan dapat mengoptimalkan produksi dengan meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Keuntungan MRP pada Industri 4.0  memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, antara lain: Mengurangi biaya persediaan: Dalam konsep MRP, persediaan bahan baku dan komponen dijaga pada tingkat yang tepat, sehingga menghindari persediaan yang berlebihan dan mengurangi biaya persediaan. Meningkatkan efisiensi produksi: Dengan MRP, perusahaan dapat merencanakan produksi secara efisien, mengoptimalkan penggunaan bahan baku dan komponen, dan memperbaiki jadwal produksi. Meningkatkan kualitas produk: Dalam konsep MRP, perusahaan dapat memastikan bahwa bahan baku dan komponen yang dibutuhkan tersedia pada waktu yang tepat, sehingga memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Mengurangi waktu tunggu pelanggan: Dengan MRP, perusahaan dapat memastikan ketersediaan produk pada waktu yang tepat, sehingga mengurangi waktu tunggu pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Implementasi MRP pada Industri4.0 memerlukan perencanaan dan pengelolaan yang baik. Berikut adalah beberapa langkah implementasi MRP pada perusahaan manufaktur: Menentukan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Memilih sistem MRP yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Melakukan integrasi dengan sistem manajemen produksi dan supply chain. Melakukan pelatihan dan pendidikan kepada karyawan mengenai penggunaan MRP. Melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja MRP secara teratur. Meskipun MRP dapat memberikan banyak manfaat untuk perusahaan, implementasi MRP pada Industri 4.0 dapat menghadapi beberapa tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi saat menerapkan MRP pada Industri 4.0: 1.       Ketergantungan pada teknologi: Implementasi MRP pada Industri 4.0 memerlukan dukungan teknologi yang kuat dan kompleks seperti IoT, big data, dan AI. Perusahaan perlu mempertimbangkan ketersediaan teknologi yang dibutuhkan dan memastikan ketersediaannya sebelum memulai implementasi MRP. 2.       Keamanan data: MRP melibatkan pengumpulan dan pengolahan data yang sensitif dan penting. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan bahwa data mereka aman dan terlindungi dari ancaman siber. 3.       Keterampilan SDM: Implementasi MRP pada Industri 4.0 memerlukan keterampilan SDM yang berkualitas dan terampil dalam penggunaan teknologi dan perangkat lunak terkait. Perusahaan perlu memastikan bahwa karyawan mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan atau menyediakan pelatihan yang sesuai untuk memastikan suksesnya implementasi MRP. 4.       Kesesuaian antar sistem: MRP terintegrasi dengan berbagai sistem seperti ERP, SCM, dan MES. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan bahwa sistem yang digunakan dapat terintegrasi dengan MRP dengan lancar dan tanpa masalah. 5.       Perubahan dalam proses bisnis: Implementasi MRP pada Industri 4.0 mungkin memerlukan perubahan dalam proses bisnis yang telah ada. Perusahaan perlu memastikan bahwa karyawan mereka siap untuk perubahan dan bersedia mengadopsi proses baru yang diperlukan untuk suksesnya implementasi MRP.   Kesimpulan MRP adalah alat yang sangat berguna untuk perusahaan manufaktur dalam mengelola persediaan dan produksi mereka. Dalam era Industri 4.0, MRP dapat diintegrasikan dengan teknologi canggih seperti IoT, big data, dan AI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Implementasi MRP pada Industri 4.0 memerlukan perencanaan yang matang dan memperhitungkan tantangan yang mungkin dihadapi. Perusahaan perlu memastikan bahwa mereka siap secara teknologi, keamanan data, keterampilan SDM, kesesuaian antar sistem, dan perubahan dalam proses bisnis untuk sukses dalam mengimplementasikan MRP pada Industri 4.0.Baca Juga:  IoT dan Quality Management System: Tingkatkan Efisiensi Bisnis Anda

Pelajari Selengkapnya

Rizkar Maulana Andin

18 Apr 2023

...

Manajemen

Supply Chain Management : Peran Utama Dalam Rantai Produksi

Ketika bekerja atau mempunyai bisnis di perusahaan manufaktur dan yang terpenting memproduksi barang, Anda perlu mengetahui apa itu supply chain management (SCM) dan mengapa hal tersebut adalah cara paling efektif untuk menjalankan bisnis. Supply chain adalah semacam rantai yang menghubungkan perusahaan dengan supplier baik itu material, logistik, barang jadi dan lainnya. Yuk, simak lebih lanjut pengertian SCM lebih detail! Apa Itu Supply Chain Management (SCM)? Supply chain management (SCM) adalah pengelolaan alur produksi barang maupun jasa yang dimulai dari bahan dasar sampai pengiriman produk akhir ke pelanggan. Perusahaan biasanya menjalankan pengelolaan ini dengan membuat ‘rantai’ dari satu supplier ke yang lain, lalu ke pabrik untuk diolah, sampai pihak yang akan mengedarkan produk tersebut ke khayalak umum. Tanpa SCM ini, rantai yang ada akan berjalan begitu saja tanpa pertimbangan yang nantinya justru akan merugikan perusahaan. Supply chain management meliputi perencanaan, pengawasan, dan eksekusi di masing-masing tahapan. Dengan mengelola semua hal itu, eksekusi secara keseluruhan akan menjadi lebih efektif dan ekonomis. Perusahaan juga jadi bisa mengetahui dan memastikan bahwa produk yang dibuat sampai ke tangan pelanggan di saat yang tepat. Cara Kerja SCM? Terdapat lima aspek dari supply chain yang akan dikelola, yaitu: 1. Perencanaan dan pembuatan strategi Pada tahap perencanaan, perusahaan melakukan budgeting untuk menentukan biaya yang harus dikeluarkan selama produksi. Tahap lainnya akan berputar mengelilingi angka yang ditentukan tersebut. 2. Sumber Sumber, baik itu material maupun jasa, harus dipastikan sesuai dengan kebutuhan dan pengiriman dilakukan tepat waktu. Jika terlambat sedikit saja, proses lainnya secara otomatis akan terhambat. Untuk memastikan ini semua berjalan dengan lancar, Anda harus menjaga hubungan baik dengan supplier material yang nantinya akan diproses menjadi produk. 3. Manufaktur Di tahap selanjutnya dalam supply chain management adalah memastikan bahwa proses manufaktur berjalan seefisien dan seproduktif mungkin. Jangan sampai terlalu lama, karena hal itu akan menghambat pengiriman ke pelanggan. Akan tetapi, jangan terlalu cepat juga tapi barang yang dihasilkan tidak sesuai kualitasnya. 4. Pengiriman dan logistik Supply chain manager juga harus benar-benar mengawasi pengiriman dan logistik. Dari awal, ia bertanggung jawab untuk memilih partner logistik yang dapat diandalkan. Secepat apa pun tahap lain dijalankan, kalau logistik bermasalah tentu akan menghambat proses secara keseluruhan. Aspek ini juga mencakup penyimpanan inventaris. Bagaimana kalau gudang yang dimiliki terlalu sedikit, atau bahkan terlalu banyak? Hal ini yang perlu dipikirkan, jangan sampai ada satu hal yang berlebih dan memakan banyak biaya, padahal biaya tersebut bisa dialokasikan ke aspek lain yang mungkin lebih krusial bagi perkembangan bisnis. 5. Retur (khusus untuk produk bermasalah) Seperti yang sudah disebutkan di awal, tujuan utama SCM adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi. Kalau sampai banyak pelanggan yang melakukan retur karena ada permasalahan dari produk, tandanya harus ada perencanaan ulang atau setidaknya pergantian strategi. Jika dibiarkan, hal ini akan sangat merugikan baik dari segi kepuasan konsumen maupun biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurus pengembalian dan penukaran produk. Lalu, apakah ada cara untuk menghindarinya? Tentu saja ada, yaitu benar-benar merencanakan dan mengawasi setiap tahapan dengan saksama. Dengan begitu, produk bisa sampai di tangan pelanggan dengan aman, dengan kualitas terbaik, di saat mereka membutuhkannya. Manfaat dan Contoh Supply Chain Management Manfaat utama dari supply chain management adalah efisiensi dalam produksi, meningkatkan profit, mengurangi biaya tidak penting, dan menjaga hubungan profesional dengan baik. Tak hanya itu, perusahaan yang menggunakan SCM juga bisa mengetahui kejelasan demand pelanggan, sehingga inventaris dapat diatur menyesuaikan permintaan tersebut. Dengan strategi yang tepat, operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. SCM tak hanya bermanfaat bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga pada pelanggan. Pasalnya, dengan pengelolaan yang baik, kualitas customer service tentunya juga akan meningkat. Bayangkan saja kalau memang semua tahap dan fase dijalankan secara efisien dan tepat waktu.  Perusahaan jadi bisa menyediakan produk yang diinginkan oleh pelanggan di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat juga. Pelanggan akan merasa puas, apalagi jika kualitas barang yang diproduksi sesuai dengan ekspektasi target pasar. Nah, kepuasan pelanggan tersebut jika dipertahankan terus-menerus akhirnya dapat meningkatkan customer loyalty. Pada akhirnya, pengelolaan ini akan menguntungkan semua pihak. Banyak orang yang mungkin tidak menyadari bahwa kita sebenarnya sudah sering melihat praktik supply chain management dalam kehidupan sehari-hari. Ketika pergi ke supermarket, minimarket, atau bahkan warung, ada beberapa produk yang sudah pasti tersedia, kan?  Air mineral, bahan dasar makanan, atau bahkan obat-obatan generik. Tanpa supply chain management yang baik, produk tersebut mungkin terlambat masuk atau bahkan kuantitasnya kurang. Padahal, masyarakat membutuhkannya untuk kehidupan sehari-hari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa supply chain management benar-benar mempermudah proses produksi dan bermanfaat bagi pelanggan yang memiliki demand terhadap produk tersebut. Itu dia penjelasan mengenai apa itu supply chain management (SCM), cara kerjanya, dan manfaat serta kelebihan menjalankannya. Intinya, supply chain management adalah upaya yang perlu dilakukan jika ingin menjalankan bisnis seefektif mungkin. Ingin mengetahui lebih lanjut tentang SCM? Dapatkan konsultasi GRATIS bersama agen kami untuk penerapan efektifitas kinerja manufaktur bersama LEAPFACTOR!  

Pelajari Selengkapnya

Adnan Fauzi

21 Oct 2022

Whatsapp Us