Revolusi Industri 4.0 dan Kolaborasi antara Teknologi dan Pekerja
Berbicara tentang revolusi Industri 4.0 mungkin menakutkan bagi banyak pekerja. Kenapa menakutkan? Pekerja sering kali mengira bahwa perkembangan teknologi ini akan menggantikan kinerja mereka. Persepsi ini selalu muncul ketika membahas revolusi Industri 4.0 di kalangan pekerja. Selain itu, tuntutan perusahaan yang ingin mengikuti perubahan era ini semakin meningkatkan rasa takut akan adanya pengurangan pekerja.
Tuntutan perusahaan untuk menghindari human error di lingkungan kerja juga menjadi alasan mengapa perusahaan dituntut untuk mengikuti era baru ini dengan meng-upgrade teknologi yang ada. Human error adalah mimpi buruk bagi semua perusahaan dalam keseharian produksinya. Bukan hanya menyebabkan kerugian biaya tetapi juga waktu, karena bisa berdampak signifikan dari kesalahan tersebut.
Di sisi lain, para pekerja sering kali tidak diberikan edukasi yang cukup dan memadai agar bisa berkolaborasi dengan teknologi itu sendiri. Alasan dari kebanyakan perusahaan adalah tidak cukup waktu untuk memberikan edukasi tersebut kepada pekerja dan takut akan berdampak negatif pada produksi perusahaan.
Pembicaraan tentang kecemasan ini sudah klasik di kalangan pekerja maupun pengusaha. Faktanya, revolusi Industri 4.0 dapat menciptakan kolaborasi yang efektif antara pekerja dan teknologi dalam menunjang keseharian produksi perusahaan. Dengan majunya teknologi, tenaga pekerja menjadi lebih berkualitas dan melek teknologi, yang berdampak pada hasil produksi yang lebih berkualitas dan proses produksi yang lebih efisien.
Dengan demikian, opini yang menyatakan bahwa revolusi Industri 4.0 akan menyebabkan pengurangan pegawai dapat dibantah. Banyak perusahaan dan pekerja yang mengira ketika revolusi Industri 4.0 datang, semua proses produksi akan digantikan oleh robot atau teknologi. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua proses akan digantikan oleh teknologi; tetap dibutuhkan tenaga pekerja untuk berkolaborasi dengan teknologi yang semakin berkembang.
Masih takut untuk menghadapi era baru ini?